Oleh: Ahmad Himawan, M.Ag., M.M.
Dalam hitungan beberapa menit kedepan kita akan memasuki tahun baru Islam, 1 Muharram 1447 H yang Bertepatan dengan hari Jumat, Tanggal 27Juni 2025. Penentuan 1 Muharam dalam kalender Hijriah mengacu pada sistem penanggalan berbasis peredaran bulan (lunar calender). Penanggalan ini juga berangkat dari momen hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Peristiwa ini bisa kita jadikan momentum penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Pada tahun ini, umat Islam memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang menjadi titik awal pembentukan masyarakat Islam. Di tengah konflik global yang semakin kompleks, seperti perang Israel-Iran, Tahun Baru Islam menjadi kesempatan untuk meningkatkan persatuan umat Islam dan memperkuat solidaritas di antara kita.
Bulan Muharam juga merupakan salah satu bulan Istimewa yang Allah SWT sudah katakan di dalam surat At-taubah yang menyebutkan keutamaannya (QS At-Taubah :36) di bulan ini juga terjadi beberapa peristiwa yang memilukan dalam sejarah Islam yang agak terlupakan.
Ahli sejarah dari kaum muslimin pun sepakat bahwa bulan pada bulan ini telah terjadi peristiwa terbantainya cucu nabi Muhammad Saw Yaitu Sayyidina Husain putra Ali bin Thalib dan Sayyidah Fatimah Azzahra Putri Rasulullah SAW. Al Husain sebagaimana termaktub dalam Hadits- hadits sahih adalah penghulu pemuda Surga” bahkan di abadikan dalam Al- quran Surat Al- Ahzab ayat 33. Ketika memasuki Muharram sudah selayaknya kaum muslimin mengenang sosok Al Husain sebagai Pilar Agama Islam sebagaimana kata-kata Al Husain disaat di kepung dan di giring oleh pasukan yang diperintahkan oleh Yazid bin Muawiyah..” Wahai manusia aku keluar ini bukan untuk memberontak atau mencari kekuasaan namun aku keluar ini untuk menegakkan agama kakek ku Muhammad SAW, Jika agama kakek ku akan tegak dengan terbunuhnya aku, maka arahkan pedang kalian wahai para kepada ku. Muharram kisah heroik 73 manusia yang menyertai Al Husain berhadapan dengan 1000 pasukan ..ini bukan perang tapi pembantaian.
Muharram bulan untuk kita intropeksi diri kita sebagai umat muslim. Kemana kita akan melangkah bersama kebenaran atau bersama kedzoliman. Al Husain berkata ” lebih mati dalam kemuliaan daripada hidup bersama orang-orang dzolim”.
Urgensi Tahun Baru Islam
Diantaranya adalah:
- Refleksi diri (muhasabah): Tahun Baru Islam menjadi peluang untuk merefleksikan perbuatan dan prilaku selama setahun terakhir, serta berikhtiar menjadi lebih lagi.
- Peningkatan keimanan: Momentum ini digunakan untuk meningkatkan ke- imanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
- Peringatan Hijrah Nabi: Tahun Baru Islam memperingati peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang menjadi titik awal pembentukan masyarakat Islam. Namun Hijrah saat ini tidak lagi bermakna hijrah secara fisik dan teritorial, akan tetapi bermakna hihrah secara mental dan pemikiran dan perbuatan lebih di utamakan.
- Spiritual awakening: Tahun Baru Islam menjadi kesempatan untuk memulai lembaran baru dengan harapan dan semangat yang lebih baik dari sebelumnya.
Perang Israel-Iran: Tantangan bagi Umat Islam
Konflik antara Israel dan Iran telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan eskalasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perang ini tidak hanya berdampak pada kedua negara yang terlibat, tetapi juga pada stabilitas regional dan global. Umat Islam di seluruh dunia merasa terpanggil untuk mengambil sikap dan menunjukkan solidaritas terhadap sesama Muslim yang terkena dampak konflik ini. Meskipun saat ini ada juga yang berpandangan sinis bahwa perang Israel dan Iran adalah sandiwara yang tujuannya adalah aliran syiah akan mengembankan sayapnya dan akan mengalahkan sunni. Isu ini harus segera diluruskan. Agar tidak terjadi salah pemahaman.
Merajut kembali Solidaritas dunia Islam
Tahun Baru Islam menjadi kesempatan bagi kita kaum muslimin meningkatkan solidaritas umat Islam di seluruh dunia. Dengan memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW, umat Islam diingatkan akan pentingnya persatuan dan kesetiakawanan. Dalam situasi konflik seperti perang Israel-Iran, solidaritas umat Islam sangat penting untuk menunjukkan kekuatan dan ketahanan di hadapan tantangan.
Tahun Baru Islam dapat menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan umat Islam di seluruh dunia. Dengan memperkuat hubungan di antara umat Islam, kita dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi tantangan dan konflik yang kompleks. Persatuan umat Islam juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat lain di dunia, menunjukkan bahwa kita dapat hidup bersama dalam harmoni dan saling menghormati. Isu isu yang di lontarkan oleh juru bicara yang mengaku berdakwah yang terus selalu membahas perbedaan antara Sunni dan syiah dalam peristiwa perang Israel-Iran dan Palestina (Hanas, Hizbullah) perlu direvisi agar tidak mengacaukan strategi Islami secara global dan menimbulkan kelemahan sesama muslim.
Peran Pemimpin dan Intelektual Islam
Pemimpin dan masyarakat khususnya intelektual islam memiliki peran penting dalam meningkatkan persatuan umat Islam. Pemimpin dapat memainkan peran dalam mempromosikan dialog dan kerja sama di antara umat Islam, sementara masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam kegiatan yang mendukung persatuan umat Islam.
Tahun Baru Islam merupakan momentum penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Di tengah konflik global seperti perang Israel-Iran, Tahun Baru Islam menjadi kesempatan untuk meningkatkan persatuan umat Islam dan memperkuat solidaritas di antara mereka. Dengan memperkuat hubungan di antara umat Islam dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya persatuan, kita dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi tantangan dan konflik yang kompleks. Mari kita manfaatkan momentum Tahun Baru Islam ini untuk meningkatkan persatuan umat Islam dan memperkuat solidaritas di antara kita.
Semoga di tahun baru Islam ini menjadikan seluruh umat Islam bersatu dan solid. Dengan spirit Hijriah kita satukan derap langkah menuju perdamaian dunia dan memperbaiki peradaban.