Info
Kamis, 22 Mei 2025
  • Selamat Datang di Website Sekolah Tinggi Pesantren Darunna'im - Perguruan Tinggi Islam yang Berkualitas di Provinsi Banten
  • Selamat Datang di Website Sekolah Tinggi Pesantren Darunna'im - Perguruan Tinggi Islam yang Berkualitas di Provinsi Banten

Visualisasi Nabi Muhammad Saw dalam Timbangan Ulama  

https://stpdnlebakbanten.ac.id/blogVisualisasi Nabi Muhammad Saw. dalam Timbangan Ulama

 

 Kreativitas yang diterbitkan dalam bentuk karikatur Nabi Muhammad Saw. oleh majalah Satir, Perancis, Charlie Hebdo pada Agustus lalu memancing reaksi umat Islam di seluruh penjuru Dunia. Fenomena ini dipicu oleh dukungan Presiden Perancis, Emmanuel Macron dengan dalih kebebasan dalam kreativitas.

Menggambarkan sosok figur pemimpin umat Islam, Muhammad Saw. dalam bentuk kartun sudah kesekian kalinya dilakukan. Hal ini pernah dilakukan The World Book Encyclopaedia jilid 16, halaman 215. Reproduksi lukisan Nabi yang lain pada abad ke-15 dan abad ke-16 dimuat dalam The New Encyclopaedia Britannica jilid 6, halaman 421 dan 549. Film amatir yang berjudul Innocence of Muslims berisi tentanng Nabi Muhammad Saw. yang digambarkan sebagai phedofil, homoseksual dan pembunuh, yang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat luas, ada yang setuju dan tidak sedikit yang pula yang menentang, karena bertentanngan dengan aqidah ummat Islam dan Ijma’ Ulama yang melarang memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw. dalam bentuk karikatur, gambar, lukisan, maupun film.

Pelarangan ini dikhawatirkan supaya tidak terjadi pengkultusan terhadap Nabi, praktik syrik (menyekutukkan Allah Swt) maupun sebaliknya, pelecehan terhadap Nabi sendiri. Islam melarang menggambarkan secara jelas wajah dan penampakan para Nabi dan rasul. Sebab, dikhawatirkann akan terjadi penyimpangan, seperti menyembah gambar atau lukisan tersebut sebagaimana yang terjadi pada zaman jahiliyyah.

Bahkan mayoritas ulama sepakat, baik klasik maupun modern bahwa seni lukis yang mengarah pada penggambaran makhluk-makhluk hidup, baik manusia maupun binatang itu dilarang. Sebagaimana hadis Rasulullah Saw. “Al humaidi menceritakan kepada kami, ia berkata, “al A’msy menceritakan kepada kami dari Muslim”, ia berkata kami pernah bersama masruq di Rumah Yasar bin Numair ketika ia (masruq) melihat beberapa lukisan di dinding rumah tersebut ia berkata: aku pernah mendengar Abdullah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya manusia yang paling pedih siksaannya dari Allah pada hari kiamat kelak adalah para pelukis.” (H.R. Al Bukhari).

Adapun hukum larangan menggambarkan atau memvisualisasikan figur Rasulullah Saw. dalam kalangan intelektual muslim klasik maupun modern terfragmentsi, pertama sebagian ulama’ melarang keras melukis berupa patunng, gambar, karikatur dan photo. Hal ini akan menjadi perbuatan syirik dan kekufuran. Kedua, sebagian yang lain, membolehkan dalam melukis, karikatur, photo maupun patung, atas dasar tauhid (keyakinan) sudah melekat dalam jiwa umat Islam. Ketiga, memperbolehkan melukis, karikatur, photo dan patung pada benda-benda tertentu, seperti gunung dan alam. Dan keempat, mereka tidak membolehkan menggambar sesuatu yang bernyawa (ruh) dan membolehkan yang tidak bernyawa.

Sosok pribadi Rasulullah Saw. memang digambarkan dari berbagai perspektif riwayat hadis, seperti wajahnya bulat, rambutnya hitam sampai ujung telinga, alisnya tebal, diantara alisnya terdapat urat yang nampak, apabila matanya bulat sangat hitam posisi beliau dalam keadaan marah, hidungnya mancung, giginya rapih, ukuran badannya sedang tidak tinggi dan tidak pendek, dan jalannya tegap lurus. Kendati demikian, ijtihad para ulama’ tetap melarang dalam memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad Saw.

Keyakinan  umat Islam mengenai larangan dalam memvisualisasikan figur maupun wajah Nabi Muhammad Saw. seharusnya orang-orang Barat (al Istighrāb) atau Eropa lebih memahami/ menghargai dan toleran dalam hidup berdampingan dengan Islam, karena selama ini mereka selalu menggembar-gemborkan Hak Asasi Manusia (HAM) dan pentingnya Demokrasi. Meminjam bahasa kebangkitan Eropa pada abad ke 15 seharusnya perdebatan ini harus segera bergulir dari masa lama ke masa yang baru, dari teosentrisme ke antroposentrisme, dari kekuasaan ke akal. Bukan malah sebaliknya, set back  dengan terselip agenda politis-ideologis tak berkesudahan untuk kepentingn dalam menyudutkan dan menjarah keyakianan Islam.

Penulis : Yadi Mulyadi, S.Th.I., M.Ag.

   

Share:

Artikel Terkait

Psikoterapi Spiritual untuk Perilaku Schadenfreude pada Remaja dalam Tren Digital
Psikoterapi Spiritual untuk Perilaku Schadenfreude pada Remaja dalam Tren Digital
Oleh: Dr. Ahmad Fitriyadi Sari, S.Si., M.Pd.   Fenomena schadenfreude pada remaja dalam konteks...
Tiga Tingkatan Jiwa Spiritual Manusia
Tiga Tingkatan Jiwa Spiritual Manusia
Oleh: Adih, M.Pd.I     Pernahkah Anda merasa terjebak dalam pusaran emosi yang tak terkendali?...
جوهر المقال: دور المراقبة في تطوير الكفاءة التربوية لدى أساتذة التعليم العالي الإسلام
جوهر المقال: دور المراقبة في تطوير الكفاءة التربوية لدى أساتذة التعليم العالي الإسلام
في سياق التعليم العالي الإسلامي، تعتبر الكفاءة التربوية للأساتذة جانبًا مهمًا يدعم فعالية عملية التعلم....
Sidang Skripsi sebagai Pertanggungjawaban Ilmiah
Sidang Skripsi sebagai Pertanggungjawaban Ilmiah
Oleh : Mansori, M.Pd.   Pengertian Sidang Skripsi   Sidang skripsi adalah tahap akhir dalam...
Peran Guru di Era Digital
Peran Guru di Era Digital
Oleh: Miftahul Hayat, M.Pd.   Salah satu penulis ternama amerika futuris alvin toffler telah memberikan...
Saat Haid, bolehkah membaca Al-Qur'an?
Saat Haid, bolehkah membaca Al-Qur'an?
Oleh: Dadan Sunandar, L.c., M.A.   Membaca Al-qur’an merupakan ibadah yang sangat disunahkan bagi...
Santri Cerdas itu Mengoptimalkan Waktu untuk Belajar dan Ibadah
Santri Cerdas itu Mengoptimalkan Waktu untuk Belajar dan Ibadah
Oleh: Dr. Ahmad Fitriyadi Sari, S.S.i., M.Pd.   Abstrak: Santri cerdas tidak hanya ditentukan oleh...
Mengenal Lebih Dekat Kitab Bulugul Maram
Mengenal Lebih Dekat Kitab Bulugul Maram
Oleh: Dadan Sunandar, L.c., M.A.   Nama lengkap kitab bulughul marom adalah Bulughul Marom Min Adillatil...
Dampak Sosial Ibadah Haji terhadap Perubahan Perilaku Religius Jamaah
Dampak Sosial Ibadah Haji terhadap Perubahan Perilaku Religius Jamaah
Oleh: Dr. Ahmad Fitriyadi Sari, S.Si., M.Pd.   Pelaksanaan ibadah haji selalu meninggalkan kesan...
Merubah Paradigma Ibadah Haji dari Teosentris ke Antroposentris
Merubah Paradigma Ibadah Haji dari Teosentris ke Antroposentris
Oleh: Yadi Mulyadi, S.Th.I., M.Ag. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang terakhir yang harus dilaksanakan...

Berita Terbaru

Berita UKM Terbaru

x