Lebak, stpdnlebakbanten.ac.id-stpdnnews- Sekolah Tinggi Pesantren Darunna’im (STPDN) Lebak-Banten kembali mengadakan acara akademik inspiratif bagi mahasiswa dan santri. Acara ini berlangsung di Aula STPDN, Studium General kali ini menghadirkan Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., M.A., seorang cendekiawan muslim yang ahli dalam bidang filsafat Islam. Sabtu, (01/01/2025).
Dengan mengusung tema “Strategi Menjadi Santri & Maha Santri Produktif yang Berprestasi Nasional & Internasional,” Acara Studium Generale di buka oleh Dadan Sunandar, L.c., M.A. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pesantren Darunna’im (STPDN) Lebak- Banten. turut hadir juga para pejabat kampus, Dr. Ahmad Fitriyadi Sari, S.Si., M.Pd. (Wakil Ketua 1 Bidang. Akademik), Mansori, M.Pd.(Wakil Ketua 3 Bidang. Kemahasiswaan dan Alumni), Yadi Mulyadi, S.Th.I., M.Ag. (Ketua Program Studi: Pendidikan Agama Islam), Adih, M.Pd.I (LP2M) Beserta Dosen STPDN, Mahasiswa semester 2-8 Sekolah Tinggi Pesantren Darunna’im (STPDN) Lebak-Banten serta santri akhir Pondok Pesantren Modern Darunna’im.
Menjadi Produktif di Era Globalisasi
Dalam pemaparannya, Ustadz Nuruddin menekankan pentingnya menjadi santri dan mahasiswa yang produktif dan berprestasi di era globalisasi.
“Hari ini, persaingan bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat global. Jika ingin menjadi bagian dari perubahan, maka kita harus siap dengan ilmu, keterampilan, dan mental yang kuat,” jelasnya.
Menurutnya, salah satu cara agar santri dan mahasiswa bisa berdaya saing adalah dengan mencintai ilmu secara mendalam.
“Belajar bukan sekadar kewajiban, tetapi harus menjadi bagian dari kecintaan kita. Jika kita mencintai ilmu, maka kita akan terus mengejarnya tanpa merasa terbebani,” tambahnya.
Ustadz Nuruddin juga mengingatkan bahwa lingkungan memiliki peran besar dalam membentuk karakter seseorang.
“Lingkungan yang kita pilih akan menentukan arah hidup kita. Maka, dekatilah lingkungan yang positif dan mendukung pertumbuhan ilmu serta akhlak,” ujarnya.
Selain itu, ia berbagi satu prinsip penting agar hidup lebih efektif:
“Jangan pernah menyepelekan waktu pagi. Pagi adalah momen terbaik untuk memulai sesuatu dengan energi yang maksimal,” pesannya.
Diskusi Interaktif: Mahasiswa Antusias Bertanya
Antusiasme peserta terlihat dalam sesi diskusi. Salah satu pertanyaan menarik datang dari Datu Sayidatusholihah, mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Ia bertanya tentang bagaimana santri dan mahasiswa bisa berkontribusi di masyarakat dengan ilmu yang telah mereka pelajari.
Menanggapi hal ini, Ustadz Nuruddin menegaskan bahwa kontribusi nyata lahir dari keterampilan yang matang.
“Hidup di era modern membutuhkan realitas. Kita harus memaksimalkan skill dan tidak hanya berhenti pada konsep. Jangan hanya bermimpi tinggi tanpa usaha nyata. Sesuaikan kemampuan dengan realitas yang ada, dan teruslah berkembang,” jawabnya.
Pertanyaan lain datang dari Muhammad Thoriq Hidayatullah Akbar, mahasiswa semester 6 PAI, yang menanyakan apakah pengalaman berorganisasi berperan dalam mencapai kesuksesan.
Ustadz Nuruddin pun menjelaskan bahwa organisasi adalah wadah pembentukan mental dan keterampilan sosial.
“Di bangku kuliah, kita belajar teori. Tapi di organisasi, kita melatih keterampilan berbicara, berdiskusi, dan bernegosiasi. Semua itu adalah modal besar untuk masa depan. Maka, manfaatkan organisasi untuk meningkatkan kualitas diri,” tuturnya.
Sebagai penutup, beliau berpesan:
“Setiap orang memiliki kelebihan. Janganlah puas dengan keterbatasan yang ada saat ini. Teruslah berkembang dan manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.”
Acara ini menjadi momentum bagi mahasiswa dan santri untuk semakin termotivasi dalam meraih prestasi dan menjadi insan yang produktif, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Editor : Pers Mahasiswa Darunna’im
Fotografer : Fauzan
(Red./Humas STPDN)
Tinggalkan Komentar