Urgensi Taubat dalam Tasawuf
Oleh. Ahmad Himawan,S.Ag.,M.A.,M.M., Dosen Sekolah Tinggi Pesantren Darunna’im
Taubat adalah permulaan dan akhir ( dan seterusnya ) dari aktivitas Toriqoh (tasawuf) demikian menurut mursyid thoriqoh Syazuliah yang juga seorang wakil rektor universitas tertua di dunia Qurowiyin Maroko Maulana seikh Prof.DR.Idris Bin Muhammad Said al Fihri al Fasi. Para aimmah toriqoh ( para pemimpin toriqoh/tasawuf ) menyatakan bahwasanya seluruh toriqoh yang ada saat ini disebut atau di nisbahkan dengan “toriqoh al muhammadiiy”. Karena ia bersumberkan dan akan menuju kepada suatu pangkal yang sama yaitu baginda Nabi Muhammad SAW. Kata Toriqoh yang kita kenal sekarang bukanlah bermakna dari kata muannast dari kalimat “toriiq” yang bermakna “jalan”, tapi dia adalah memang sebuah jalan yang dipanjangkan dan dibentangkan oleh Allah swt untuk kita, yang dengannya kita akan naik menuju ke “langit”, : sebagaimana firman Allah dalam surat al Jin : 16
وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙ
“Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu ( menuju makrifatullah), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.”
Di dalam konsepsi sebuah toriqoh, terdapat beberapa maqomat atau station, menurut seikh Idris al Faasi “ maqom taubat adalah sebuah aktivitas yang menjadi permulaan dan akhir dari perjalanan seorang salik”. Taubat ini merupakan sarana untuk tazkiyah ( pembersihan ) yang bertujuan untuk membersihkan diri/hati atau jiwa. Dengan bertaubat, baik itu taubat dari dosa besar atau dari dosa yang kecil, ataupun dosa dari hati yang kotor. Maka akan bersihlah ia, Bagi siapa yang dapat membersihkan diri maka ia akan naik ke maqom yang lebih tinggi. Dan seluruh ahli toriqoh wajib untuk membersihkan diri , jika belum di bersihkan maka ia akan dibersihkan baik di api neraka nanti atau dengan cara lain saat ini.
Untuk itu seikh Idris melanjutkan Bahwasanya Allah telah memberikan semacam 3 sungai bagi orang mukmin dimana jika ia mandi membersihkan diri di tiga sungai tersebut itu bearti ia telah membersihkan dirinya dan bersiap untuk masuk ke dalam Jannatu nai’im.
Sungai yang pertama yaitu istighfar ( mohon ampunan), kita di perintahkan oleh Allah SWT sebagimana telah dilakukan oleh baginda nabi dan para sahabat untuk berisighfar sebanyak banyaknya dimana saja berada dan kapan saja karena kita tidak tahu istighfar yang manakah yang akan diterima oleh Allah Swt. Untuk aktivitas istighfar ini meskipun terkesan mudah tapi ia sendiri ada tiga level tingkatan dalam melakukannya yaitu mudah, agak susah dan berat. Orang yang beristighfar akan diberikan ampunan oleh Allah SWT, karena Allah itu adalah Maha pengampun, Orang yang sering dan mudah melakukan istighfar bearti selalu di bersihkan dan akan mudah melanjutkan dengan aktifitas berzikir dan sholat. ( al-A’la : 15 )e4
Sungai yang kedua yaitu adalah diperintahkan untuk berbuat kebajikan , ( innal hasanaat yuzhibna syayyiaat ) sesungguhnya kebajikan itu akan menghapus daripada perbuatan yang jahat, karena sesuai dengan al quran ( surat al Huud : 114 ) kejahatan akan dihapuskan jika di ikuti dengan kebajikan. Dan Allah SWT juga tidak akan berbuat dholim kepada kita jika berbuat kebajikan sekecil apapun tetap akan di balasnya.
Sungai yang ketiga adalah ibtila’ (ujian- cobaan ) orang yang di uji dengan musibah dan jika ia bersabar maka ia juga akan diampuni oleh Allah SWT. Tidak akan ditimpakan sesuatu musibah kepada seseorang hamba bahkan ketika ia tertancap dengan sebuah duri dikaki , melainkan dihapuskan oleh Allah dosa dosanya, dan dengan syarat setelah itu ia ridho dan iklhas dengan ujian tersebut, barang siapa ingin bersih dari dosa kepada Allah ta’ala hendaklah ia ridho dengan segala keputusannya.
Waalhua’lamubisosowab
Pamulang , Tangerang Selatan 20 Agustus 2022