Info
Kamis, 22 Mei 2025
  • Selamat Datang di Website Sekolah Tinggi Pesantren Darunna'im - Perguruan Tinggi Islam yang Berkualitas di Provinsi Banten
  • Selamat Datang di Website Sekolah Tinggi Pesantren Darunna'im - Perguruan Tinggi Islam yang Berkualitas di Provinsi Banten

Urgensi Taubat dalam Tasawuf

http//stpdnrangkasbitung.ac.id/tasawuf

Urgensi Taubat dalam Tasawuf

Oleh. Ahmad Himawan,S.Ag.,M.A.,M.M., Dosen Sekolah Tinggi Pesantren Darunna’im

Taubat adalah permulaan dan akhir ( dan  seterusnya ) dari aktivitas Toriqoh (tasawuf) demikian  menurut mursyid thoriqoh Syazuliah yang juga seorang wakil rektor universitas tertua di dunia Qurowiyin  Maroko Maulana seikh Prof.DR.Idris Bin Muhammad Said al Fihri al Fasi.  Para aimmah toriqoh ( para pemimpin toriqoh/tasawuf )  menyatakan bahwasanya  seluruh toriqoh yang ada saat ini disebut  atau di nisbahkan dengan    toriqoh al muhammadiiy”. Karena ia bersumberkan dan akan menuju kepada suatu pangkal yang sama  yaitu baginda Nabi Muhammad SAW. Kata Toriqoh yang kita kenal sekarang  bukanlah  bermakna dari kata muannast dari kalimat  “toriiq” yang bermakna “jalan”, tapi dia  adalah memang sebuah jalan yang dipanjangkan dan dibentangkan oleh Allah swt untuk kita, yang dengannya kita  akan naik menuju ke “langit”, : sebagaimana firman Allah dalam surat al Jin : 16

 

وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙ

“Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu ( menuju makrifatullah), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.”

 

Di dalam konsepsi sebuah toriqoh,  terdapat beberapa maqomat atau station,  menurut seikh Idris al Faasi “ maqom taubat  adalah sebuah aktivitas yang menjadi   permulaan dan akhir dari perjalanan seorang salik”. Taubat  ini merupakan sarana untuk tazkiyah    ( pembersihan ) yang   bertujuan untuk membersihkan diri/hati atau jiwa.  Dengan  bertaubat, baik itu  taubat dari dosa besar  atau dari dosa yang kecil, ataupun  dosa dari hati yang  kotor. Maka akan bersihlah ia,  Bagi siapa yang dapat membersihkan diri maka ia akan naik ke maqom yang lebih tinggi.  Dan seluruh ahli toriqoh wajib untuk membersihkan diri , jika belum di bersihkan maka ia akan dibersihkan baik di api neraka nanti  atau dengan cara lain saat ini.

Untuk itu seikh Idris melanjutkan  Bahwasanya Allah telah memberikan semacam 3 sungai bagi orang mukmin dimana jika ia mandi membersihkan  diri di tiga sungai tersebut itu   bearti ia telah   membersihkan dirinya dan bersiap untuk masuk ke dalam Jannatu nai’im.

Sungai yang pertama yaitu istighfar ( mohon ampunan), kita di perintahkan  oleh Allah SWT sebagimana telah dilakukan oleh baginda nabi dan para sahabat untuk berisighfar sebanyak banyaknya dimana saja berada dan kapan saja  karena kita tidak tahu istighfar yang manakah  yang akan diterima oleh Allah Swt.  Untuk aktivitas istighfar ini meskipun terkesan mudah tapi ia  sendiri   ada tiga level tingkatan dalam melakukannya  yaitu mudah, agak susah dan berat. Orang yang beristighfar akan diberikan ampunan oleh Allah SWT, karena Allah itu adalah Maha pengampun,  Orang yang sering dan  mudah melakukan istighfar  bearti selalu di bersihkan dan akan mudah melanjutkan dengan aktifitas  berzikir dan sholat. ( al-A’la : 15  )e4

Sungai yang kedua yaitu  adalah diperintahkan untuk  berbuat kebajikan , ( innal hasanaat yuzhibna  syayyiaat ) sesungguhnya kebajikan itu akan menghapus daripada perbuatan  yang jahat, karena sesuai dengan al quran ( surat al Huud : 114 )  kejahatan akan dihapuskan  jika di ikuti dengan kebajikan. Dan Allah SWT juga tidak akan berbuat dholim kepada kita jika berbuat kebajikan sekecil apapun tetap akan di balasnya.

Sungai yang ketiga adalah ibtila’ (ujian- cobaan ) orang yang di uji dengan musibah dan jika ia bersabar maka ia juga  akan diampuni oleh Allah SWT. Tidak akan ditimpakan sesuatu musibah kepada seseorang hamba bahkan ketika ia tertancap dengan sebuah duri dikaki , melainkan dihapuskan oleh Allah dosa dosanya, dan dengan syarat setelah itu ia ridho dan iklhas dengan ujian tersebut,  barang siapa ingin bersih dari dosa kepada Allah ta’ala hendaklah ia ridho dengan segala keputusannya.

Waalhua’lamubisosowab

Pamulang , Tangerang Selatan 20 Agustus 2022

 

Share:

Artikel Terkait

Psikoterapi Spiritual untuk Perilaku Schadenfreude pada Remaja dalam Tren Digital
Psikoterapi Spiritual untuk Perilaku Schadenfreude pada Remaja dalam Tren Digital
Oleh: Dr. Ahmad Fitriyadi Sari, S.Si., M.Pd.   Fenomena schadenfreude pada remaja dalam konteks...
Tiga Tingkatan Jiwa Spiritual Manusia
Tiga Tingkatan Jiwa Spiritual Manusia
Oleh: Adih, M.Pd.I     Pernahkah Anda merasa terjebak dalam pusaran emosi yang tak terkendali?...
جوهر المقال: دور المراقبة في تطوير الكفاءة التربوية لدى أساتذة التعليم العالي الإسلام
جوهر المقال: دور المراقبة في تطوير الكفاءة التربوية لدى أساتذة التعليم العالي الإسلام
في سياق التعليم العالي الإسلامي، تعتبر الكفاءة التربوية للأساتذة جانبًا مهمًا يدعم فعالية عملية التعلم....
Sidang Skripsi sebagai Pertanggungjawaban Ilmiah
Sidang Skripsi sebagai Pertanggungjawaban Ilmiah
Oleh : Mansori, M.Pd.   Pengertian Sidang Skripsi   Sidang skripsi adalah tahap akhir dalam...
Peran Guru di Era Digital
Peran Guru di Era Digital
Oleh: Miftahul Hayat, M.Pd.   Salah satu penulis ternama amerika futuris alvin toffler telah memberikan...
Saat Haid, bolehkah membaca Al-Qur'an?
Saat Haid, bolehkah membaca Al-Qur'an?
Oleh: Dadan Sunandar, L.c., M.A.   Membaca Al-qur’an merupakan ibadah yang sangat disunahkan bagi...
Santri Cerdas itu Mengoptimalkan Waktu untuk Belajar dan Ibadah
Santri Cerdas itu Mengoptimalkan Waktu untuk Belajar dan Ibadah
Oleh: Dr. Ahmad Fitriyadi Sari, S.S.i., M.Pd.   Abstrak: Santri cerdas tidak hanya ditentukan oleh...
Mengenal Lebih Dekat Kitab Bulugul Maram
Mengenal Lebih Dekat Kitab Bulugul Maram
Oleh: Dadan Sunandar, L.c., M.A.   Nama lengkap kitab bulughul marom adalah Bulughul Marom Min Adillatil...
Dampak Sosial Ibadah Haji terhadap Perubahan Perilaku Religius Jamaah
Dampak Sosial Ibadah Haji terhadap Perubahan Perilaku Religius Jamaah
Oleh: Dr. Ahmad Fitriyadi Sari, S.Si., M.Pd.   Pelaksanaan ibadah haji selalu meninggalkan kesan...
Merubah Paradigma Ibadah Haji dari Teosentris ke Antroposentris
Merubah Paradigma Ibadah Haji dari Teosentris ke Antroposentris
Oleh: Yadi Mulyadi, S.Th.I., M.Ag. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang terakhir yang harus dilaksanakan...

Berita Terbaru

Berita UKM Terbaru

x